Sidekick

Urip mung mampir ngejus

Jujur tak ada yang spesial di hari wisuda saya selain bapak saya yang masih mengira (atau berharap) saya jadi Sarjana Ekonomi alih-alih jadi Sarjana Ilmu Politik. Buat saya ini hanya upacara menyenangkan orang tua saja. Tak ada rasa grogi dan mendebarkan layaknya saat pendadaran. Kalaupun ada yang luar biasa selain obsesi bapak saya maka hal itu adalah momen ketika bertemu teman-teman. Seru dan aneh saja rasanya bertemu teman dengan memakai toga, lucu sih lebih tepatnya, rasanya mau lepas itu toga terus memakai baju biasa, sehari-hari ketawa terus ada jarak antara yang memakai toga dan tidak itu aneh sekali rasanya. Tapi momen bersama teman-teman itu membuat setidaknya hari wisuda tak garing-garing amat selain duduk mantengin dekan dan wakil rektor di depan.
Di situ pula saya sadar ada hal yang harus saya lakukan untuk teman saya di hari wisuda ini. Saya pun membuat permainan iseng di hari wisuda ini. Saya beri nama “Marathon Kaos Tuhan”. Jangan takut dulu, saya tak hendak menyekutukan Tuhan. Yang hendak saya lakukan hanya sebuah permainan iseng namun saya rasa bakal memberi nilai positif bagi orang lain. Oke akan saya ceritakan permainan ini sejak awal.
Di akhir masa kuliah saya punya kaos andalan yang saya beli dari Omunium Bandung, tokonya Bang Otong Koil. Kaos itu sederhana, warnanya kuning pekat dengan tulisan yang nendang sekali menurut saya. Tulisan di kaos itu adalah “Tuhan Bersama Mahasiswa Tingkat Akhir”. Jujur kaos ini memberi saya kepercayaan kalau Tuhan pasti bersama saya ketika mengerjakan skripsi. Setidaknya saya jadi ingat kalau saya sudah jadi mahasiswa tua dan harus segera mengakhiri studi. Nah saya merasa setelah wisuda dan menerima ijasah kaos ini tak lagi kontekstual untuk saya.
Karena alasan tak kontekstual itu maka saya pun membuat permainan “Marathon Kaos Tuhan”. Artinya si kaos yang berawalan kata Tuhan ini akan saya berikan pada satu orang yang saya anggap memerlukan semangat juang kaos ini. Dari pengamatan saya orang yang paling membutuhkan kaos ini sekarang adalah teman saya si Iqbal alias Babal Hamdan. Dia sedang dikejar deadline skripsi minggu ini dan sudah tidak tidur selama dua hari. “Aku kudu pendadaran periode saiki (Aku harus pendadaran periode sekarang),” tuturnya pada saya sehabis skripsinya direvisi habis-habisan oleh dosen pembimbing. Mengingat semangat juang itu maka saya menjalankan permainan “Marathon Kaos Tuhan” pada Babal Hamdan. Semoga dengan semangat di kaos itu ia bisa tetap semangat dan percaya kalau Tuhan ada di sisinya.

Aturan permainan ini setiap penerima kaos ini harus menyerahkan kaos ini kepada teman lain yang membutuhkan setelah ia sukses diwisuda. Maka setelah Babal Hamdan lulus maka di hari wisudanya ia harus memberikan kaos tersebut pada orang yang ia rasa membutuhkan semangat yang dipancarkan oleh kaos tersebut. “Mengko nek aku wisuda tak nei Daniel opo sopo lah seng lagi skripsi (Entar kalau aku udah wisuda tak kasih Daniel atau siapa gitu deh yang sedang mengerjakan skripsi),” tuturnya sambil tersenyum bahagia. Semoga setelah berjasa pada saya baju itu bisa berjasa pada orang lain. Dan percayalah kalau Tuhan Bersama Mahasiswa Tingkat Akhir, saya dan kaos ini sudah membuktikannya kawan!

4 thoughts on “Marathon Kaos Tuhan

  1. bertogesit says:

    iki lucu tenan. tapi mungkin yg lebih tepat bukan marathon. melainkan Estafet? atau cen sengojo men angkerrrrrr

    Like

  2. Ardi Wilda says:

    @mas berto: haha bener mas ber, harusnya estafet ya, tapi yowes lah udah telanjur, hehe males benerin

    Like

  3. Anonim says:

    hehehe selamat ya. btw, setau saya omuniuum itu didirikan oleh otong koil dan temannya, tapi otong buka toko baru lagi god inc, jadi sekarang udah ngga di omu lagi. kaosnya keren.

    Like

  4. hwahahah afuuu fotomu wee…

    Like

Leave a comment