Sidekick

Urip mung mampir ngejus

Tadi  pagi saya tiba-tiba teringat hari ini adalah ulang tahun teman akrab saya, Iqbal atau dikenal dengan Babal Hamdan. Karena saya bingung mau memberi kejutan akhirnya saya mengirim pesan pendek ke beberapa  teman yang dekat dengan beliau. “Ndi, Babalhamdan ultah ki, dikapakke penak e? (Ndi, Babalhamdan ultah nih, diapain enaknya?)” tanya saya  pada mantan karateka nasional ini. Pesan pendek sejenis juga saya kirim ke Daniel, teman satu rumah Iqbal. Dan tanpa diduga keduanya menjawab jawaban yang sama sekaligus sangat saru (jorok). “Kenta karo Iqbal wae po (bersetubuh sama Iqbal aja po?)” balas mereka. Balasan itu tentu saja hanya gojek (lawakan) ala laki-laki semata. Saya pun hanya membalas singkat, “Matamu!”. 

Otak iseng saya ternyata mentok, tadinya saya mau menghubungi dosen pembimbing atau penguji Iqbal untuk menyusun rencana bahwa Iqbal ternyata dinyatakan tidak lulus. Namun rencana tersebut terlalu jahat pikir saya kemudian. Saya terus memutar otak iseng saya namun selalu mentok, akhirnya otak sok romantis saya keluar. Kepada Bobi (seorang rekan Babalhamdan dan Daniel) saya menyatakan rencana saya. “Ngene Bob, aku pingin ngenei bunga neng Iqbal tapi mengko seng ngenei si Ita (Ita adalah pacar Babalhamdan),” ungkap saya ke Bobi. “Aku tapi ra seneng romantis-romantisan ngono,” balas Bobi sedikit ketus. Saya pun kemudian berpikir rencana tersebut sangat sok manis. Akhirnya rencana itu saya ubah sedikit. 
Sambil mempersiapkan bahan mengajar dan melihat buku-buku di Gramedia, saya dan seorang teman (kali ini bukan Ocha Gorgom) menyempatkan pergi ke toko bunga di daerah Kotabaru. Sekali-sekali saya mau menyenangkan orang dan tidak membuat orang menderita saat ulang tahun. Oleh karena itu saya memutuskan membeli bunga Lili. Sebenarnya saya malas membelikan bunga yang menurut saya paling keren ini kepada Iqbal, tapi otak iseng saya sedang tidak bekerja jadi mau bagaimana lagi. 
Berikut ini akan saya jelaskan mengapa bunga lili yang saya pilih untuk Iqbal. Bunga lili adalah bunga spesial. Saya berjanji akan memberi nama anak pertama saya lili. Kenapa? Sebab bunga lili adalah bunga yang dipenuhi banyak mitos. Banyak mitos tentang bunga lili yang amat menarik bagi saya. Lupakan mawar, hanya orang klise yang membeli mawar, kecuali jika anda menemukan mawar ungu maka anda sangat keren. 
Lili yang dikenal di Indonesia biasa disebut bunga bakung. Yang paling populer adalah bunga Bakung Paskah (Lilium longiflorum- ya saya googling untuk menemukan nama latinnya). Di Yunani lili adalah bunga yang dianggap suci, dan sebuah mitos juga mengatakan kalau makam Maria juga dikelilingi oleh bunga lili (meski jenisnya bukan Bakung Paskah) yang mengantarnya ke Surga. Karena mitos-mitos itu bunga lili kerap dianggap sebagai bunga yang cocok diberikan untuk perpisahan. Dan perpisahan paling abadi adalah kematian, maka selain sebagai sebuah lambang kesucian kadang kala lili adalah lambang perpisahan paling cantik nan menyeramkan. 
Dalam bincang-bincang sederhana dengan tukang bunga jika digunakan untuk sebuah persembahan di pemakaman lili biasa didampingi dengan bunga sedap malam. Hal ini wajar sebab lili tak mengeluarkan bau yang menyengat seperti mawar atau melati, berbeda dengan sedap malam yang mengeluarkan bau  sangat khas. Dan bunga sedap malam bentuknya tak outstanding (maaf saya tak bisa menemukan kata ganti lain yang lebih cocok). Jadi bunga lili adalah tokoh utama dan sedap malam adalah sidekicknya. Jadilah sebuah bunga perpisahan yang cantik (dan tentu menyedihkan). 
Saya memberikan komposisi itu untuk Iqbal. Saya sebenarnya hanya ingin bilang kalau umur dia sudah mulai tua. Kita tak pernah tahu umur kita akan sampai berapa tahun. Dengan lili dan sedap malam yang saya berikan semoga Iqbal terus mengingat penciptanya di usianya yang beranjak 23 tahun. Sial saya serasa homo sekali memberikan bunga kepada laki-laki. Tenang saya tetap menyukai wanita kok. Pemberian ini sekaligus menjadi pengharapan kalau saya dan Iqbal akan berpisah. Semoga saya mendapat pekerjaan idaman saya baik itu sebagai guru maupun bekerja sebagai seorang jurnalis televisi. Tentunya keduanya tetap harus meninggalkan Jogja, tempat saya dan Iqbal bertemu. Semoga bunga lili ini mengingatkan Iqbal tentang menikmati hidup dengan cantik, hubungan dengan Tuhan dan ya sebagai pertanda perpisahan kami kelak kalau saya sudah bekerja, amin. 
Intinya selamat ulang tahun Bal, semoga perjalananmu bagai bunga lili. Bunga yang sangat outstanding tapi lebih memilih untuk menunduk. Kalau ragu dengan pilihanmu tinggal tengok toples tempat kamu menaruh lili itu niscaya akan ada semangat lili di dirimu.  
foto oleh: Daniel. dibuat dengan perasaan takut dikira suka laki-laki. sambil diiringi lagu manis “Finally Found Someone” dari Funny Little Dream (dasar anak pop saya ini)
 

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: