![]() |
Dito Yuwono, tampil Dendih di LIR Shop. |
ESKUAYER. Yogyakarta, 7 Juni 2012. Dito Yuwono kembali membuat sebuah gebrakan baru di dunia fashion. Setelah sebelumnya selalu tampil dengan dandanan necis ala aktor Dwi Yan dengan ornamen etnik di bagian kumis, kini ia merubah tampilannya. Dalam peragaan busana bertitel, “Dasadarma Tampil Dendih” di Toko Liman Yogyakarta mantan jurnalis musik ini tampil dandy eh dendih dengan tatanan ala bintang iklan Brisk yang disukai pria dicintai wanita dan dihindari pembantu rumah tangga. Tak hanya tampil dengan tatanan rambut baru, lebih mengejutkan ia juga mengenakan pakaian trendi yang sempat booming di lantai dasar Ramayana saat diskon lebaran dan tas yang sering dipakai oleh model-model kenamaan di Majalah Keren Beken.
“Perubahan dandanan Dito jelas membawa pengaruh besar pada jagat fashion di daerah Nologaten,” tutur Gorgom M. Pambudi, seorang pemerhati fashion yang kuliah di kampus orang berdasi. “Saya setuju dengan pendapat Gorgom, bagi saya perubahan Dito juga akan banyak mempengaruhi peta fashion di pemilihan Gubernur DKI,” tambah Kurniadi Lawalata, fotografer yang menghadiri peragaan busana di Toko Liman. Tentu dua pendapat dari para tokoh kenamaan tersebut tak bisa dianggap sekedar angin lalu.
Tanggapan serupa muncul dari para fashion blogger ternama Indonesia. Dimpil Rikasari, seorang fashion blogger yang fokus pada perkembangan desain baju wasit olahraga yudo juga menulis dalam blognya. “Perubahan Dito Yuwono dari seorang T-Shirt freak menjadi pemakai kemeja dengan warna pastel dan tas jinjing jelas memiliki alasan khusus. Saya rasa hal ini terkait dengan kegiatannya yang akan pindah aliran musik ke aliran hair metal swing. Di aliran musik itu dibutuhkan sosok lembut dengan tampilan edgy.”
Beberapa fashion blogger lain juga menulis hal senada. “Two Thumbs Up,” tulis Sonya Intan Reza di blognya. “Revolusi fashion telah terjadi,” tulis Imam di situs Nologatenbeat. “Tak seperti lagu dangdut, kini Dito tak suka yang sedang-sedang saja,” tulis Komang Hijau di press release Nologaten Idol. Tak hanya itu tampilan Dito Yuwono juga telah diganjar Editor Choice oleh sebuah majalah ternama yakni Rolling in The Deep. Secara mengejutkan wacana mengenai perubahan dandanan Dito ternyata juga telah menyebar dari Toko Liman sampai penjuru nusantara.
Setelah beberapa kali tak bisa ditemui, akhirnya siang kemarin salah seorang staf redaksi ESKUAYER yakni Toni Sucipto dapat menemui Dito Yuwono di halaman rumahnya yang asri. Dito tampil dengan atasan kemeja berwarna marun hangat dengan bawahan celana 2/3 alien workshop. Tak lupa sambil menjinjing tas bermerk LV (Lembaga Vemasyarakatan). Ia mempersilakan Toni Sucipto untuk masuk ke ruang tamu rumahnya dengan poster Smile AFI di dindingnya.
Dito mengatakan bahwa perubahan tampilan dirinya karena ia merasa Bill Clinton tak mampu merubah dunia. “Saya rasa kita harus mulai perubahan dari hal kecil, Bill Clinton gagal melakukannya maka saya mencoba merubahnya lewat jalur fashion. Tak ada salahnya tampil manis dengan kemeja dan tas jinjing, sejak runtuhnya rezim orde baru saya merasa belum ada reformasi di bidang fashion maka saya mencobanya,” ujar Dito sambil menyeruput teh hijau.
Ketika ditanya mengapa ia memilih dandanan dendih bukan etnik ia menjawab bahwa itu soal kenyamanan semata. “Waktu itu saya banyak berbincang dengan konsultan fashion saya, Clara Bisma Devi apa yang cocok dengan saya, menurut Bisma saya cocok dengan nuansa dendih yang hangat. Lantas kami mulai mencoba memadu padankan atasan dan bawahan dengan ornamen-ornamen kecil seperti payet pada bagian belakang kemeja dan jahitan jelujur pada bagian bawah celana serta jahitan tikam jejak di kerah kemeja, dan ternyata hasilnya memuaskan.”
Saat redaksi ESKUAYER amati Dito memang lebih cocok tampil dendih. Aura wajahnya lebih cerah seperti habis ditotok wajah Haji Jeje. Senyumnya lebih mengembang dan tentu saja hal itu berimplikasi positif pada kepribadiannya yang semakin lama semakin tak ada duanya seperti Kijang. ”Tapi masih ada yang ganjel di hati saya,” tiba-tiba Dito melontarkan sebuah pernyataan yang membuat penasaran.
Sambil menyeruput teh hijau di hadapannya ia pun menceritakan kegelisahannya. “Sejak pertama main twitter saya belum pernah sekalipun ganti avatar. Padahal saya ingin mengganti avatar saya dengan tampilan yang lebih dendih. Tapi saya masih takut orang-orang terkejut, maka dari itu saya meminta persetujuan orang-orang di jagat twitter,” bukanya mengenai kegelisahan yang ia rasakan.
“Meminta persetujuan bagaimana?” spontan reporter kami Toni Sucipto menanyakan hal tersebut. “Bentuk dukungan itu saya ingin lima belas orang memakai avatar saya sebagai avatar akun twitternya. Saya rasa jumlah lima belas orang menunjukkan adanya dukungan dari banyak pihak. Jika terkumpul lima belas orang yang menggunakan avatar saya maka saya akan mengganti avatar saya dengan tampilan yang lebih dendih,” janji Dito seperti yang ia tulis pada kicauannya di twitter.
Harapan Dito itu disambut baik oleh Gorgom M. Pambudi. “Saya sedang mengumpulkan lima belas orang untuk mengganti avatar twitternya dengan avatar twitter yang dimiliki Dito saat ini. Kampanye ini saya namakan #DitoYuwonoGantiAvatar. Gerakan ini saat ini sudah berhasil mengumpulkan sepuluh orang, kurang lima orang lagi. Saya sangat berharap ada lima orang lagi yang rela mengganti avatarnya. Ini bukan pengorbanan melainkan kehormatan lho. Revolusi fashion setelah Coco Chanel bisa jadi Dito Yuwono. Dan hal itu sangat mungkin bermula dari avatar twitter,” jelas Gorgom panjang lebar.
Ternyata perubahan tampilan Dito menjadi dendih bukan perkara sepele. Bisa jadi inilah awal mula gerakan new wave di bidang fashion. Gaya dendih dengan ornamen jahitan jelujur serta payet ini kini menunggu gaungnya dengan perubahan avatar twitter Dito Yuwono. Bukan tak mungkin ketika avatar Dito Yuwono berubah maka kiblat fashion tak lagi Paris atau Milan melainkan Nologaten. Jika anda ingin hal itu terjadi mulailah dengan mengganti avatar twitter anda.
Toni Sucipto melaporkan langsung untuk Majalah ESKUAYER.
*foto oleh: Mira Asriningtyas.
.