Sidekick

Urip mung mampir ngejus

Tiga Kurator Cilik Menanti Karya Kalian!
Interaksi saya selama beberapa bulan dengan anak-anak membuat saya menyadari satu hal. Terkadang kita terlalu ribet dalam memikirkan sesuatu. Saat menonton film misalnya, ketika kita ribet mengurusi tanda-tanda yang muncul sembari mengoceh soal Barthes atau Eco justru anak-anak hanya berkomentar, “Kok ra nganggo sepatu yo (Kok tidak memakai sepatu ya)?” Hal ini kadang membuat saya merasa pikiran kita terlalu ribet.
Bukan sekali dua kali mereka meruntuhkan apa-apa yang disebut “nyeni”. Hampir setiap menyaksikan karya seni baik itu film atau foto banyak komentar dari mereka yang sederhana dan keluar konteks dari “tujuan karya” si pembuat. Hal ini terkadang membuat saya tersenyum sendiri.
Saya jadi mengingat ketika membaca katalog pameran atau kritik seni yang tinggi-tinggi, wah mumet sekali rasanya. Padahal kalau karya itu dihadapkan ke murid saya boleh jadi dia hanya berkomentar seadanya. Ya tentu ada bias pengetahuan, referensi dan faktor lainnya, saya sadar itu. Namun hal itu menunjukkan terkadang kita asyik sendiri dengan wacana besar sampai lupa hal simpel. Jika dalam tanda kutip seni membuat kita kaya akan pemikiran, mengapa ia hanya milik orang pintar dan yang bisa mengaksesnya saja. Oke omongan saya jadi berat, saya menelan ludah sendiri.
Belum lama ini kami membuat perpustakaan yang dirancang sendiri oleh murid-murid kelas 5 dan 6. Mereka telah belajar menjadi seorang kreator saatnya kini mereka belajar melihat dan mempelajari karya orang lain. Mereka harus mulai mempelajari karya dan menilainya. Lantas bagaimana caranya? Mereka akan belajar menjadi kurator.
Kebetulan ada space yang masih kosong di perpustakaan yang kami buat. Space ini bisa dipakai untuk memajang karya fotografi. Saya bisa saja mengambil karya saya sendiri untuk ditempelkan di sana namun sesuatu yang taken for granted tentunya kurang asyik bukan? Untuk itu saya mengajak teman-teman yang menyukai bidang fotografi mengirimkan karyanya.
Selama ini tentu teman-teman sering dikuratori oleh kurator kenamaan, atau oleh seniman berpengalaman. Lantas berdiskusi soal konsep karya dan wacana di dalamnya. Kini teman-teman akan dikuratori oleh Amat, Imam dan Ipin. Mereka adalah siswa kelas lima yang saya pilih untuk menjadi kurator. Saya memilih mereka sebagai hadiah atas etos kerja mereka yang tinggi dalam membuat perpustakaan.
Tentu akan menjadi pengalaman tersendiri bagi mereka memilih sebuah karya. Sebelum mereka memilih tentunya akan ada materi singkat soal proses kuratorial. Setelah belajar menciptakan karya kini tiga anak ini akan belajar menilai sebuah karya. Karya yang mungkin anda sebut sebagai karya seni tapi bagi mereka boleh jadi hanya “Ya foto gitu aja”.
Untuk berpartisipasi dalam program ini mudah saja. Begini caranya:

– Kirimkan maksimal tiga buah foto ke email saya (ardiwilda@yahoo.com).
– Tak ada tema khusus untuk ketiga foto tersebut.
– Meski tak ada tema khusus, disarankan foto ini menarik dan kontekstual saat dipajang di “galeri” kami yakni perpustakaan.
– Murid di sekolah tempat saya mengajar mulai dari umur 6-13 tahun, sementara usia kurator (Amat, Imam, Ipin) adalah 10-11 tahun. Jadi saya berharap konten fotonya dapat dikonsumsi oleh mereka.
– Waktu pengiriman foto terakhir Kamis, 13 September 2012 pukul 16.00 WIB.
– Proses kurasi akan dilakukan pada Kamis, 13 September  2012 pukul 20.00 WIB (Catatan para kurator akan saya tuliskan di blog ini).
– Kurator akan memilih tiga foto (tentunya tidak dengan sistem voting)
– Ketiga foto yang terpilih akan langsung saya pajang di perpustakaan pada Hari Jumat, 14 September 2012.
Saya sangat berharap partisipasi teman-teman. Kapan lagi teman-teman dikuratori oleh anak berusia 10 dan 11 tahun. Dan tentu ini pengalaman menarik bagi mereka bertiga. Memilih sebuah so called “karya seni” adalah pengalaman pertama bagi mereka seumur hidup. Karya anda adalah karya pertama yang mereka pilih, ya pertama mereka pilih seumur hidup mereka. So, How Art You Today?
*How Art You adalah sebuah istilah yang pernah digunakan (maaf saya lupa siapa senimannya) untuk sebuah tulisan atau karyanya (maaf saya lupa lagi) akan sangat membantu bila ada yang mengingatkan. 

2 thoughts on “How Art You?

  1. HeruLS says:

    Haha, menarik nih kak

    Like

  2. La Suno says:

    Untuk para kurator, saya ikut kirimmmm.
    Oya tahun lalu juga dengan tema yang sama: pameran kaligrafi di Bandung oleh Abudjumhur M.
    http://www.pikiran-rakyat.com/node/154420

    Like

Leave a comment