Ia yang tak pernah lulus sekolah, tapi mengajari saya semua hal yang tak diajarkan di sekolah. Ia yang melahirkan saya.
“Ting…ting…ting,” suara sendok beradu dengan mangkuk sering saya dengar tiap tengah malam. Suaranya tak kencang, tapi selalu terngiang. Suara itu berasal dari tukang sekoteng keliling yang lewat di depan kos saya.
Kamar saya berada di pojok lantai teratas. Desibel suaranya masih terdengar dengan minim. Saya selalu berhenti bekerja setiap mendengar itu.
Bagi saya ia seperti alarm yang jauh, sebuah pengingat dari masa lalu.